O ye who believe! Fasting is prescribed to you as it was prescribed to those before you, that ye may (learn) self-restraint,- Ayat di atas adalah dikutip dari Al-Qur'an Surat Al-Baqoroh, 2 : 183. Ayat inilah yang memerintahkan kepada orang-orang beriman seluruh dunia untuk berpuasa di bulan Romadlon. subhanalloh, insya Alloh semua orang beriman yang tidak berhalangan secara syar'i, mereka sekarang sedang melaksanakan ibadah puasa.
Rasa syukur dan bahagia, puasa, tadarus, tarawih, dll dijalani
dalam bulan yang istimewa ini dengan amalan-amalan yang diperintahkan. Antara
lain: mengendalikan hawa nafsu kita dengan berpuasa, menghidupkan ruhani kita
dengan shalat berjama’ah di masjid, shalat tarawih, tadarrus Al-Qur’an,
memperbanyak dzikrullah. Juga membangun karakter yang positif dengan berkata
benar, suka memaafkan, meningkatkan kedermawanan dengan shadaqah, memberi makan
orang-orang yang kekurangan, dsb. Subhanalloh rasa syukur karena kita dapat
menunaikan puasa Ramadhan tahun ini. Semoga puasa kita diterima oleh Allah
SWT.
Semoga dengan puasa yang kita
lakukan dengan imanan wahtisaban berdampak pada perilaku dan karakter pribadi
kita sehingga berubah menjadi lebih baik. Lebih taat kepada hukum dan syari’at
Allah, lebih cinta ke mesjid, lebih rendah hati, lebih dermawan, dan
sebagainya. Pendek kata pribadi yang
pikirannya, tutur katanya, sikap dan perilakunya, pekerjaannya tidak ada lain
selain kebajikan. Pribadi seperti itulah yang seharusnya dihasilkan dari ibadah
Ramadhan (QS 3: 134 -135). Inilah subtansi atau hakekat pendidikan karakter
yang mesti kita kembangkan menjadi peradaban bangsa.
Rasulullah SAW berbuat kebajikan
ketika banyak orang berbuat kemunkaran, Rasulullah tetap menjaga kesucian diri
ketika budaya di sekelilingnya bergelimang kemaksiatan, Rasulullah membela
orang-orang yang terpinggirkan ketika semua orang meninggalkan, Rasulullah
bersedekah ketika banyak orang bakhil dengan hartanya.
Para sahabat Rasulullahpun
demikian. Dalam keadaan sempit, serba kekurangan mereka tetap berkorban untuk melakukan
kebajikan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Ketika para sahabat diminta
membela agama Allah; mereka datang ke
Badar, mereka pergi ke Uhud tanpa disertai harta, kuda, dirham maupun dinar.
Tetapi mereka tetap teguh menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah.
Merekapun bersuci, kemudian menghadap ke arah Kiblat seraya mengangkat
pedangnya dan berdo’a:
“Yaa Allah... kami tidak memiliki harta dunia. Kami hanya memiliki diri
kami dan kini kami menyerakhannya kepada-Mu. Maka terimalah persembahan kami
ini yaa Allah”.
Tentu kita merasa sedih, prihatin
sekaligus malu, jika Bangsa Indonesia yang berdasarkan kepada Ketuhanan yang
Maha Esa, mayoritas penduduknya muslim, pejabatnya muslim, anggota
legislatifnya muslim ini ternyata perilaku dan budayanya seperti orang-orang
yang tidak ber-Tuhan.
Bayangkan! Hasil survei pelaku
bisnis yang dirilis oleh perusahaan internasional yang bergerak di bidang
konsultan yang berbasis di Hong Kong,
pada Bulan Maret 2010 menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi negara paling korup dari 16 negara Asia
Pasifik yang menjadi tujuan investasi para pelaku bisnis.
Budaya kita diwarnai dengan
pornografi dan pornoaksi. Kasus video porno artis beberapa waktu yang lalu
dilaporkan oleh Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Hadi Supeno
menjadi penyebab meningkatnya kasus perkosaan dan pelecehan seksual hingga 20
persen. Bahkan menurut beliau “Setidaknya dalam waktu seminggu saja mendapat
laporan 33 anak menjadi korban pelecehan seksual. Semua pelakunya mengatakan
pernah melihat tontonan tersebut”.
|
Sabtu, 20 Juli 2013
PENDIDIKAN KARAKTER ROBANIYAH
Langganan:
Postingan (Atom)